Siapa yang tak kenal Raja Ampat?
Pastinya semua langsung ngiler kalo denger nama tempat itu disebut. Bahkan kalo
kamu sekarang search di google “Raja Ampat”, maka yang keluar bukan lagi link
dengan bahasa Indonesia, melainkan sudah GO INTERNATIONAL. Yup, Raja Ampat
adalah salah satu destinasi wisata yang makin booming sejak
adanya tour Sail International Raja Ampat di tahun 2014, ditambah bapak RI 1
SBY dan Jokowi pun sangat tertarik mengunjungi karena pesona keindahan alam
Raja Ampat.
Sedikit saya akan mengulas perjalanan “tak terduga” saya ke Raja Ampat ini karena dua alasan. Pertama sering banget teman yang tau kalo saya sudah kesana, nanya gimana cara ke Raja Ampat (dan saya selalu jelasin berulang) kemudian kepikiran kenapa gak ditulis saja ya? Kedua tuntutan admin Kubbu Kang Derus yang rajin banget ngingetin untuk nulis, da akumah apa atuh? Paling malas buat nulis. Haha anggep aja saya dedikasikan tulisan ini untuk Dede Ruslan n Kubbers.
Sedikit saya akan mengulas perjalanan “tak terduga” saya ke Raja Ampat ini karena dua alasan. Pertama sering banget teman yang tau kalo saya sudah kesana, nanya gimana cara ke Raja Ampat (dan saya selalu jelasin berulang) kemudian kepikiran kenapa gak ditulis saja ya? Kedua tuntutan admin Kubbu Kang Derus yang rajin banget ngingetin untuk nulis, da akumah apa atuh? Paling malas buat nulis. Haha anggep aja saya dedikasikan tulisan ini untuk Dede Ruslan n Kubbers.
Dimana Sih Lokasi
Raja Ampat ?
Buat kamu yang belum pernah
ke Papua, pasti bakalan bingung, disebelah mananya letak lokasi Raja Ampat (eh
apa saya aja yah?). Jadi, Raja Ampat yang terdiri dari kepulauan ini terletak
di kepala burung dari Pulau Irian yang termasuk wilayah provinsi Pabar (Papua Barat), lebih tepatnya
lagi termasuk dalam wilayah administrasi Kabupaten Raja Ampat.
Peta Wilayah kabupaten Raja Ampat. sumber : pemkab Raja Ampat
|
Di
sana ada 4 Pulau Besar yakni Waigeo, Batanta, Salawati, dan Misool. Misool
pastinya sangat familiar buat kalian yang sering ngikutin IG-nya Riani
Djangkaru, karena tempat diving di
sana bagus luar biasa. Eits, tapi kala itu ternyata saya ke Pulau Terbesar,
pulau Waigeo, lebih tepatnya kapal penyebrangan kami berlabuh di ibu kota Raja
Ampat, Waisai.
Rute Pesawat Untuk ke
Raja Ampat via Sorong
Kalau
kamu mau ke Raja Ampat, jangan salah milih rute pesawat yaa.. Karena saya udah
ngalamin duluan :p. Otak saya sudah di-setting kalo papua itu identik dengan
Jayapura, sayapun salah beli tiket ke Jayapura (memalukan! Tapi pengalaman buat
lebih teliti sebelum membeli). Ternyata bandara terdekat menuju Raja Ampat
adalah “SORONG”.
Ada dua cara naik
pesawat menuju Sorong yakni sekali jalan Jakarta-Sorong dengan maskapai Ekspress
Air, atau pesawat transit. Saya mencoba cara transit dengan menggunakan
maskapai burung biru Jakarta-Makassar penerbangan pukul 21.00 WIB dari
Soekarnao-Hatta. Kemudian lanjut Makassar-Sorong sekitar pukul 03.15 WITA-06.30
WIT tiba di Sorong, jadi saya sambil menikmati matahari terbit di Timur
Indonesia.
*Note : Kata orang
Sorong Aseli, untuk menghemat waktu dan biaya mereka lebih memilih
Jakarta-Sorong (kalo kuat duduk lama di pesawat ya).
Jangan senang dulu ya kalau sudah di Sorong,
untuk bisa sampai di Waisai, ibu kota Raja Ampat, kamu harus naik kapal
penyebrangan lebih kurang 1-2 jam tergantung besar ombak, tapi ombak cukup
tenang koq. Kapalnya bermuatan ratusan penumpang. Waktu itu harga tiket yang
VIP 220 ribu rupiah, cukup nyaman, dapat duduk, dan ada musik plus LCD nya.
Untuk tiket biasa seharga 100ribuan, tapi tidak dapat tempat duduk, bebas cari
posisi masing-masing.
Jangan berpikir kalau ibu kota kabupaten Raja Ampat ini seindah foto-foto postingan pak Jokowi/ Keenan Pearce/ Nadine ataupun Hamish Daud dkk para Tim My Trip My Adventure yang sunyi tenang dikelilingi laut hijau tosca. No!
Foto : Waiwo Resort ,
tempatnya cukup nyaman dan damai
Foto : Interior Ruang VIP Kapal Penyebrangan Sorong -
Waisai
Foto Kapal Penyebrangan Sorong – Waisai.
Lokasi : Pelabuhan Waisai
WELCOME to RAJA AMPAT
Foto : Tugu Selamat Datang Kabupaten Raja Ampat di Atas
Bukit
Yup! Waisai merupakan ibu kota
kabupaten Raja Ampat. So, please welcome
at Raja Ampat !!
Jangan berpikir kalau ibu kota kabupaten Raja Ampat ini seindah foto-foto postingan pak Jokowi/ Keenan Pearce/ Nadine ataupun Hamish Daud dkk para Tim My Trip My Adventure yang sunyi tenang dikelilingi laut hijau tosca. No!
Disini lautnya masih biru belum hijau
tosca, tapi bersih tak seindah pelabuhan Tanjung Priok.
Kenapa kita harus ke Waisai? Ya
karena ini adalah pulau terbesar yang berpenduduk.
Untuk menuju destinasi yang indah
seperti yang di tv-tv ituh kita harus transit di sini dari kapal penyebrangan
dan menggunakan boat untuk berpetualang!
Tempat yang menjadi destinasi utama
adalah Wayang, Teluk Kabui, dan Pianemo.
Foto: Ini Penampakan Laut Biru Pinggiran
Waisai, ibukota Kab. Raja Ampat
Nyari orang Papua berkoteka? Duh!
Gak nemu e beta! Disini kebanyakan penduduk berasal dari Makassar dan Jawa
Timur. Ahahaha makan nasi goreng dan nasi padang pun gampang sob! Beli Es Krim
juga bisa, tapi minimarket yang saingan dua itu belum ada dua-duanya.
Buat sobat muslim, gak usah puyeng
mikirin makanan halal dan nyari masjid. Karena ternyata penduduk Waisai 80% nya
adalah keturunan dari kerajaan Tidore yang beragama Islam.
Foto : Masjid Agung Kab. Raja Ampat
Takut kena malaria? Insya Allah
aman! Disini tidak banyak rawa. Akan tetapi penyakit endemisnya justeru diare,
karena agak sulit air bersih.
Pembangunan jalan Raya sudah dibuat
dari ujung pelabuhan -ke ujung kota. Kamu gak akan nyasar di Jalan Raya, karena
Cuma ada satu jalan. Dan jalan yang paling ujung itu ya muter kembali ke arah
pelabuhan he he he.
Home
stay/ Resort di Waisai
Seingat saya Hotel di Raja Ampat
Cuma satu, tapi ya kelas melati. Berhubung saat kami ke Raja Ampat sedang penuh
karena di borong pemda setempat yang sedang melakukan kegiatan, jadi kami cari
home stay warga ajah. Warga di sini banyak menyediakan home stay untuk para
wisatawan, eits tapi tetep aja, nyamuk masih banyak di sini meskipun bukan
endemis malaria. Jadi siap2 lotion anti
nyamuk ya.
Nah di Waisai ini ada satu resort
untuk para diver namanya Waiwo, jaraknya 20 menit jalan darat dari ibu kota.
Resort ini disediakan khusus untuk yang punya hoby diving. Tempat dan
suasananya beda jauh dengan ibu kota di Waisai. Desainnya bagus, serasa ala-ala
Bali/ Lombok/ Hawai gitu deh. So Private!
Foto : Spot private nikmati SUNSET di Waiwo resort hanya
untuk tamu Resort
Di mana Surga
Tersembunyi itu Berada ?
Foto-foto di atas baru sedikit
gambaran di Waisai. Nah, mana sih lokasi yang
katanya Surga Tersembunyi itu? Eits itu gak mudah. Masih butuh perjuangan untuk
menuju ke sana.
Lokasi
Surga tersembunyi itu adalah : Wayag, Teluk Kabui, dan Pianemo.
Wayag : 5-7 jam perjalanan
menggunakan speed boat dari Waisai, lama perjalanan tergantung ombak. Berada
paling Utara dari Kabupaten Raja Ampat, dengan posisi sebelah Barat Laut dari
Waisai. Batuan menjulangnya sangat tinggi. Disarankan untuk menginap di resort
Wayag bila ke sana, karena bila pulang hari, pasti akan bertemu ombak malam
hari, cukup berbahaya.
Teluk Kabui – Pianemo : 2-3 jam perjalanan menggunakan speed boat
dari Waisai, lama perjalanan
tergantung ombak. Bebatuan tidak
setinggi Wayag, tetapi pemandangannya tidak kalah “awesome” dibandingkan Wayag. Inilah tempat pak Jokowi/ Keenan
Pearce/ Nadine ataupun Hamish Daud berpose indah. Bahkan untuk menuju tempat
tersebut sudah disediakan anak tangga buatan yang mempermudah wisatawan yang
akan menuju puncak tebing.
Here we Go! Saya dan tim juga lebih memilih
mini Wayag atau Teluk Kabui – Pianemo, karena kami tidak akan mengambil resiko
bertemu ombak malam. Selain itu, dengan memilih Pianemo, kami jadi bisa
mengunjungi lokasi Arborek dan Snorkeling di Pulau Tenggelam.
Foto : Bersiap menuju Pianemo pkl 06.00 WIT di Pantai WTC (Waisai Torang Cinta)
Foto : Setelah 2,5 jam perjalanan penampakan air laut semua, akhirnya kami mulai mendapati gunungan-gunungan batu kecil, tandanya telah memasuki wilayah Teluk Kabui!!
Foto : Diantara batu yang rata-rata berbentuk Gunungan, cuma batu ini yang vertical lurus menjulang, namanya Batu Pensil.
Foto : Dengan speedboat seperti inilah kendaraan kelompok wisatawan dari Waisai yang akan menuju Pianemo ataupun Wayag.
Foto : Hijau Toska dimana-mana, karakteristik Teluk Kabui. Dari atas kapal, terlihat sangat jelas ribuan kawanan ikan berenang kesana-kemari saking jernihnya air. Suasananya teduh dan damai, bak ilustrasi pemandangan di surga
Foto : Jalanan bebatuan menuju Puncak Tebing Pianemo
Berhubung
guide kami masih anak muda, Bang Imam namanya. Beliau membawa kami ke Puncak
Tebing Pianemo yang satunya lagi, bukan tebing Pianemo yang ada anak tangganya.
Alasannya karena pemandangannya lebih indah. Ya benar sih lebih ciamik, tapi jalanannya
lumayan terjal bung! Meskipun hanya 30 menit sampai puncak.
Foto : Bukti
Raja Ampat go International, kami berpapasan dengan rombongan wisatawan asal Jerman dan Polandia.
Foto : Bahkan Sang Saka Merah Putih
Berkibar di Puncak Pianemo Raja Ampat
Note : Luas Puncak Bukit Pianemo kecil, hanya cukup untuk kapasitas max 8-10 orang, jadi kami
bergantian ambil foto, dan sampai minggir2 ke jurang, untuk ambil angel yang
indah. Eits.. Ati-ati ya bro! Keasyikan jepret jangan sampai lengah ya. Tetap Waspada. Safety first!
Foto : Alhamdulillah, nikmat Tuhan Mana
Lagi yang Kamu Dustakan?
Kalau sudah di posisi ini, ah pokoknya, X-presikan gaya loe! Sulit diungkap dengan kata-kata. Bahkan sewaktu saya dalam perjalanan pulang menuju Jakarta, saya berbincang dengan bapak-bapak yang juga baru pelesir ke Pianemo. Apa kata Bapak itu? "Subhanallah ya mbak, cuma satu yang saya terus ingat-ingat ketika berada di Pianemo Raja Ampat. Ini betul-betul surga dunia." Yup, cuma bisa ngangguk-ngangguk dan gak lupa akan pesonanya. Pesona Surga yang tersembunyi di bumi Indonesia.
Foto : Pianemo Homestay, tempat makan dan beristirahat setelah panjat bukit. Dibalik homestay tersebut ada hutan bakau dan pantai tersembunyi lagi lhoo...
*) Note :
1. Waktu
terbaik untuk mendapatkan sinar matahari yang bagus untuk memantulkan warna
toska adalah pukul 10.00 – 13.00 (didukung dengan doa agar cuaca cerah).
2. Gunakan
baju yang simple, karena medan cukup menantang, jangan pakai sandal jepit atau
sepatu heels. Disarankan sepatu/ sandal gunung, agar lebih safety.
3. Disarankan
agar pergi rombongan atau team sekitar 8-10 orang per kapal,hal ini dikarenakan
biaya bahan bakar speed boat dari Waisai “lumayan” lah. Saat saya kesana satu
boat tujuan Pianemo 10-13 juta/ boat, sedangkan tujuan Wayag 30-45 juta/boat
dengan kapasitas maksimal 13 orang, termasuk nahkoda dan guide.
SEMOGA BERMANFAAT!! SALAM PESONA INDONESIA n_n
Wih hebat udah nyampe Raja Ampat! Tulisan yang informatif, kita yang belum ke sana jadi tahu spot dan info penting ☺
ReplyDeleteyogaprakosoid.wordpress.com
Alhamdulillah kalo bisa dimengerti ya Mas Yoga? Random bgt ituh cerita.. Haruus banyak belajaaarr banget nieh..
Deleteooo..kalau komen mesti dikasih : "ndarikhaa.blogspot.co.id" gtu yaa? Biar BW?
Wokayy Siph
Gilaaaa gilaaaa gilaaaa! Mau banget ke sini tapi kalo lihat rincian biayanya mah daku kayaknya mesti kerja berbulan-bulan dulu.
ReplyDeleteih kamu jauhhh syekali scrollingnyaa... Alhamdulillah...
Deleteiya Lak, agak mahal, karena akses, but woth it, apalagi kalo lama